Breaking News

Main Menu

Modul Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Pdf

вторник 19 февраля admin 91
Modul Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Pdf Rating: 6,3/10 5857 votes

Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral, jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran islam pada asalnya manusia adalah makhluk bermoral dan etis.

Dalam arti mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma. Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik mana yang buruk juga bagaimana merubah akhlak buruk menjadi akhlak baik secara zahiriyah yakni dengan cara – cara yang nampak sepeti keilmuan, keteladanan, pembiasaan dan lain-lain. Maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana mensucikan hati, setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak yang mulia. Perbaikan akhlak menurut tasawuf berawal dari penyucian hati. Dan orang yang melakukan penyucian hati disebut sufi sedang ajarannya adalah tasawuf. Memperhatikan tujuan global diatas, maka kita dapat menggambarkan ruang linngkup ajaran akhlak yaitu, akhlak terhadap diri sendiri, al-taubah (kembali kepada Allah), al-muraqabah (kesadaran diri bahwa Allah mengintai kita), al-muhabasah (selalu intropeksi terhadap diri sendiri), al-mujahadah (terus-menerus mendekati Allah).

Erlangga

Ulasan File: download buku pdf pendidikan islam di perguruan ti. Ulasan Berikut ini adalah Informasi tentang download buku pdf pendidikan islam di perguruan ti yang admin kumpulan dari berbagi sumber agar nantinya bisa bapak/ibu gunakan dan diunduh secara gratis dengan menekan tombol download biru dibawah ini.

Avengers age of ultron 720p bluray tamil audio. Akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap kalam Allah (al-kitab). Akhlak terhadap Rasulullah, akhlak terhadap sesama manusia, meliputi: kepada orang tua, kepada anak, istri, kerabat, tetangga, sesame muslim, etika kepada orang kafir, kepada binatang, dan kepada alam semesta. Namun demikian, perlu dipertegas disini, bahwa akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, walaupun etika dan moral itu diperlukan dalam rangka menjabarkan akhlak yang berdasarkan agama (akhlak Islami).

Hal yang demikian disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara sesama manusia saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika atau moral. Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepada rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi binatang, dan menjaga kelestarian alam. Indikator manusia berakhlak kata al-Gazali adalah tertanamnya iman dalam hati. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak adalah nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua terhadap tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.

Iman bagaikan akar bagi sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar yang rusak dan keropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berubah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi amal tidak akan membawa makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Demikian juga dengan amal tidak bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati orang yang beriman itu bersih, didalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan malah terbalik.

Taat akan perintah Allah, juga tidak mengikuti keinginan syahwat dapat mengkilaukan hati. Sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barangsiapa yang melakukan dosa, hitamlah hatinya. Dan barang siapa yang melakukan dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan, tidak akan gelaplah hatinya hanya cahaya itu berkurang. Perbaikan akhlak merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam.

Pendidikan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual telah gagal membawa manusia dalam pemungsian dirinya sebagai khalifah fi al – ardi. Sejak awal seorang Socrates telah mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah kebaikan sifat dan budi, yaitu kasih saying dan kerelaan. Tujuan nyata dari pendidikan adalah warisan sosial dari suku bangsa sejenis. Berbicara masalah yang sama al-Gazali menyatakan, bahwa penyesuaian diri tidak sekedar dijalankan terhadap norma masyarakat, tetapi terhadap norma tuhan. Al-Gazali selanjutnya mengutarakan bahwa tujuan pendidikan secara individual ialah membersihkan hati dari godaan nafsu dan amarah, hingga ia jernih bagaikan cermin yang dapat menerima cahaya tuhan. Mendidik itu sama dengan pekerjaan peladang membuang duri dan mencabut rumput yang tumbuh diantara tanaman-tanaman, agar segar dan subur tumbuhnya.